Senin, 29 Juni 2009

Anjangsana KNPI Medan Sunggal Madrasah Al washliyah Sei Sikambing B Terima Bantuan Beasiswa


Pimpinan Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (PK KNPI) Medan
Sunggal menggelar anjangsana ke Madrasah Alwashliyah 36 Sei Sikambing
B Medan, Sabtu (29/6/09). Pada kesempatan ini, beasiswa diberikan kepada
para siswa madrasah yang berprestasi dan tergolong kurang mampu.
Turut hadir dalam acara yang dikemas peringatan Israk Mikraj Nabi
Muhammad SAW 1430 Hijriyah ini, Ketua DPD KNPI Medan Zulham Effendi
Siregar,ST, Pengurus Yayasan Madrasah Abdul Hafiz Harahap dan mantan
Ketua PW IPA Sumut Dedi Iskandar Batubara yang tampil sebagai
pembicara.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Ketua PK KNPI Medan Sunggal
Irwansyah,SAg mengatakan kegiatan anjangsana ini merupakan bagian dari
program KNPI Medan Sunggal sebagai wadah berhimpun organisasi
kepemudaan yang peduli terhadap masyarakat. Pemberian beasiswa
dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah dalam rangka
mengentaskan kebodohan ditengah-tengah masyarakat.
Hal senada juga dikatakan Ketua DPD KNPI Kota Medan Zulham Siregar,ST.
Pendidikan saat ini merupakan prioritas utama dari program pemerintah.
“KNPI sebagai organisasi mitra pemerintah sangat mendukung program
tersebut demi terciptanya regenerasi penerus bangsa yang lebih baik
lagi. “ ujar Zulham yang turut menjadi donatur tetap madrasah Al
Washliyah 36 Sei Sikambing B.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Kepala Madrasah M
Zaki Lubis menambahkan, Madrasah Al Washliyah ini telah lama berdiri
dengan jumlah murid yang terus bertambah tiap tahun. “Sejak berdiri
dari tahun 1963, madrasah telah melahirkan ribuan lulusan,” ujar Zaki.
Selain acara seremonial dan pemberian bantuan oleh KNPI, dalam
kesempatan tersebut juga digelar sosialisasi penggunaan ambulan PMI
118 serta pengobatan totok darah gratis oleh perguruan pencak silat
Walet Puti.(Kurnia)

Rabu, 07 Mei 2008

Reses Komisi VIII DPRRI, Madrasah Alwashliyah Dibantu Rp 75 Juta


Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Alwashliyah Sei Sikambing B Kecamatan Medan Sunggal yang terletak di Jalan Cenderawasih No. 82 A Medan menerima bantuan voucher peningkatan sarana dan perasarana pendidikan senilai Rp 75 Juta dari Departemen Agama RI.

Bantuan tersebut diserahkan langsung Ketua Komisi VIII DPRRI Drs.H. Asrul Azwar,MM kepada Ketua DPC PPP Kota Medan Ir.Ahmad Parlindungan Batubara disaksikan Kepala MIS Alwashliyah Sei Sikambing B M.Zaki Lubis Spdi dan pengurus madrasah Abdul Hafiz Harahap,SH saat melakukan reses ke Kota Medan yang di pusatkan di Kecamatan Medan Sunggal, Rabu (7/5).

Hadir dalam acara tersebut, Kepala Kantor Departemen Agama Kota Medan Drs.H.Abdul Rahim, Ketua DPC PPP Kota Medan Ir.Ahmad Parlindungan Batubara, unsur Muspika Medan Sunggal dan tokoh masyarakat.

Dalam reses tersebut, Asrul Azwar menjelaskan, komisi VIII DPRRI membidangi empat macam bidang yakni Agama, pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan perempuan. Agenda reses ini, lanjut Asrul, menjadi sarana bagi dirinya untuk menjaring aspirasi, khususnya pada daerah pemilihan (dapil). "Saya berharap, ajang serap aspirasi ini benar-benar menjadi sarana untuk mendialogkan permasalahan di Kota Medan demi kepentingan masyarakat,” ujar Asrul yang langsung mendapat respon masyarakat untuk melakukan dialog interaktif.

Berbagai keluhan masyarakat pun muncul diantaranya banyak sarana pendidikan kurang layak, tontonan di televisi yang merusak moral bangsa serta berbagai keluhan dan masukan lainnya. Asrul berjanji hasil reses ini akan segera diperjuangkan di DPRRI bersama anggota dewan lainnya. “ Saya telah catat seluruh masukan masyarakat dan akan saya sampaikan di DPR,” janjinya.

Dalam kesempatan itu Asrul mengimbau, masyarakat khususnya ummat Islam saat ini harus lebih waspada terhadap gerakan pendangkalan agama yang saat ini gencar di tanah air. Banyak berbagai aliran-aliran sesat seperti Ahmadiyah, Lia Eden, Ahmad Musaddeq dan lain sebagainya merupakan contoh gerakan pendangkalan agama tersebut.

Sementara itu, Kepala MIS Alwashliyah Sei Sikambing B M Zaki Lubis didampingi pengurus madrasah Abdul Hafiz Harahap menjelaskan, madrasah ini didirikan sejak tahun 1963 oleh keluarga Almarhum Dr.H.Abdul Halim Harahap anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPDRI) yang menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Mandala beberap waktu lalu.

Kini jumlah siswa di madrasah ini sudah mencapai 200 orang karenanya dengan bantuan oleh departemen agama ini kami akan meningkatkan lagi berbagai fasilitas sekolah,” katanya. (KURNIA)

Senin, 28 April 2008

Kiblat Masjid di Medan Disoal



MEDAN (SINDO) – Sudah benarkah arah kiblat Anda salat? Berdasarkan Badan Hisab Rukyat (BHR) Sumut, ternyata posisi arah kiblat masjidmasjid yang ada di Medan masih meragukan.

Pengurus Badan Hisab Rukyat (BHR) Provinsi Sumatera Utara Arso mengungkapkan, dari 1.750 jumlah masjid dan musala di Medan,baru sekitar 50- an saja yang memiliki data keabsahan dan penentuan posisi arah kiblatnya. “Umumnya masjid-masjid itu tidak memiliki data pengukuran dan penentuan posisi arah kiblat. Ini sangat meragukan, karena siapa yang mengukur, sistem dan peralatan teknis yang digunakan masih tidak jelas. Rata-rata masih menggunakan cara tradisional,” sebut Arso pada Mudzakarah Ilmiah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan tentang penentuan posisi arah kiblat masjid-masjid di Kota Medan kemarin. Dia menyebutkan, bangunan masjid yang menggunakan cara tradisional dalam menentukan arah kiblatnya rata-rata bangunan masjid lama. Siapa yang mengukur, sistem dan peralatan teknis yang digunakan juga tak jelas. Begitu juga tidak jelasnya datadata koordinat letak geografis yang dipakai sebagai data perhitungan arah kiblat tersebut. “Tak jarang ada masjid begitu di ukur ulang oleh tim BHR arah kiblatnya tidak mengarah ke Kakbah atau Masjidil Haram, tapi ke Afrika Selatan. Dan itu terjadi di masjid… tak usahlah saya sebutkan nama,tetapi di sekitar Medan ini,”bebernya. Padahal, posisi menghadap kiblat dalam salat termasuk salah satu syarat sahnya salat. Tidak satu pun ulama berbeda pendapat tentang itu. “Para imam mazhab yang empat sepakat posisi menghadap kiblat adalah syarat sahnya salat,”kata Arso. Bagi umat Islam yang melihat Kakbah, sebutnya, tidak sulit menentukan arah kiblat, cukup mengarahkan posisi hadap ke arah Kakbah.Yang menjadi persoalan bagi mereka yang tidak melihat Kakbah atau di luar Masjidil Haram. “Muncul beberapa masalah atau ikhtilaf yang kadang menjadi pertentangan. Ada berpendapat wajib menghadap jihadnya saja meski jauh dari arah sebenarnya. Tapi, ada yang berpendapat wajib menghadap ke arah maksimal mendekati arah sebenarnya,”lanjut dia. Meski di Medan, tambah Arso, secara umum persoalan arah kiblat tidak mencuat ke permukaan.Namun,di beberapa masjid masalah arah kiblat ini justru menjadi persoalan serius hingga mengakibatkan pertentangan di antara pengurus masjid dan jamaah. Malah ada menimbulkan gejolak pecahnya ukhuwah islamiyah dan antara jamaah jadi tak harmonis. “Pertentangan soal arah kiblat itu pernah terjadi di salah satu masjid di Simalingkar. Jamaah minta pengukuran ulang arah kiblat, tapi begitu hasilnya diberi tahu, justru sebagian pengurus tidak menerima dan bertahan ke pendapat semula. Jadi, sulit juga jika seperti itu,” paparnya. Menurut dia,kasus serupa juga terjadi di daerah Hamparan Perak, Kab Deliserdang. Ada salah seorang jamaah baru pulang dari haji membawa sajadah dilengkapi kompas. Begitu salat di masjid tersebut, arah jarum kompas di sajadahnya tidak sama dengan arah kiblat masjid.Hal itu menimbulkan perbedaan pendapat. “Saran kita jika terjadi seperti itu, pengurus masjid agar menghubungi BHR dan instansi terkait lainnya untuk dicek dan diukur ulang. Jika kurang tepat,ya harapan kita mereka harus rela dan ikhlas untuk duduk bersama bermusyawarah memperbaikinya,” ujarnya. Kepala Laboratorium Boscha Bandung Taofik Hidayat mengatakan, keraguan arah kiblat masjid tidak hanya terjadi di Medan, tapi juga di beberapa daerah di Indonesia. Penetapan arah kiblat bangunan masjid dan musala lama menggunakan cara-cara tradisional yakni memedomani arah terbenamnya matahari. Hal itu dilakukan karena ketika itu memang belum ada peralatan canggih seperti sekarang ini. “Sekarang sudah ada alat canggih sehingga tak sulit menentukan arah kiblat itu. Dan hasilnya juga lebih akurat,” ujarnya. Kepala Kantor Departemen Agama (Depag) Kota Medan Abdur Rahim mengakui belum seluruh masjid dan musala yang jumlahnya 1.750 memiliki sertifikasi arah kiblat. Rahim selaku koordinator BHR Kota Medan akan berupaya mengukur ulang arah kiblat masjid dan musala yang tersebar di Medan. “Kita akan upayakan itu. Dan kita juga minta kesediaan tim BHR Sumut bersama Wali Kota Medan mengukur arah kiblat Masjid Raya Al- Mashun Medan. Ini dimaksudkan agar tidak ada keraguan tentang arah kiblat,” sebut Rahim. Jika nanti setelah diukur arah kiblat tidak sesuai, Rahim berharap pengurus dan jamaah masjid mau menerima dengan ikhlas dan mau mengubahnya. “Kita tak ingin ada pertentangan. Sebab, ini tujuannya baik untuk memaksimalkan arah kiblat,” ujarnya. Ketua Umum DP (Dewan Pimpinan) MUI Kota Medan Moh Hatta mengatakan, pengukuran ulang arah kiblat terhadap masjid dan musala di Kota Medan memang harus segera dilakukan. Pasalnya, arah kiblat merupakan masalah prinsipiil bagi umat Islam.Meski begitu,Hatta menyatakan agar pengukuran arah kiblat tidak dilakukan secara frontal, tapi berlahan. “Kiblat merupakan masalah prinsipiil. Masjid-masjid lama yang pengukuran arah kiblatnya secara tradisional memang harus diukur ulang dengan menggunakan peralatan dan ilmu pengetahuan. Namun, kita harapkan dilakukan secara bertahap,” tandasnya. (m syahyan rw)



Sabtu, 23 Februari 2008

Al Washliyah Dukung Syamsul-Gatot


Lewat Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Al Jamiyatul Wasliyah II Sumut, yang berakhir Sabtu (23/2), pukul 01.00 dinihari di Asrama Haji Pangkalan Mansyur Medan, akhirnya menjatuhkan dukungan kepada Cagubsu/cawagubsu H Syamsul Arifin SE/Ir Gatot Pudjonugroho untuk diusung dan dimenenagkan pada Pilkada April 2008 yang akan datang.
Rakerwil dihadiri 400 peserta itu, mengintruksikan kepada lebih kurang 4 juta umat Al Washliyah di Sumut, harus punya satu persepsi suara mengusung Syamsul-Gatot menjadi pemimpin Sumut.
Sebelumnya Pengurus Besar (PB) Alwashliyah H Aziddin SE M Sc, kepada wartawan di sela-sela Rakerwil menyampaikan, salah satu komitmen pengurus Al Washliyah dalam menetapkan calonnya adalah dengan menggelar sholat Istikharah. Pihaknya, lanjut Aziddin tidak lagi melakukan penetapan berdasarkan visi dan misi, karena dalam pemeparan visi misi semua calon akan tergambar semua yang baik-baik.
"Kita semua melihat, semua calon bermuara kepada kepentingan umat di setiap visi dan misinya," sebut Aziddin.
Apalagi, lanjut Aziddin, dia melihat saat ini ada tiga pasangan calon Islam-Islam yang tentunya nanti akan memecah suara umat saat Pilkada digelar. Ibarat sehelai kain, yang dipaksa harus mampu menutupi tiga bagian.
"Namun jika terpaksa harus di bagi-bagi tentunya tidak cukup untuk menutupi secara keseluruhannya,” ujar Aziddin.
Sehingga, dia berharap suara Al Washliyah sebagai komunitas pemilih, atau sejumlah 4 juta dari 8 juta yang diprediksi akan menggunakan hak suaranya, harus solid memberikannya kepada pasangan Syamsul-Gatot.
Dalam hal usung mengusung calon tersebut, menurut Aziddin pihaknya harus transparan dalam memaparkan strategi Al Washliyah yakni untuk menegakkan ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insyaniyah. "Apalagi Sumut merupakan basis Alwasliyah yang punya suara lebih dari 4 juta umat," ujarnya.
Dia juga berharap pemimpin bangsa ini nantinya tetap terlahir dari kalangan Organisasi Masyarakat serta memiliki basis umat.
Sementara itu, Cagubsu H Syamsul Arifin yang hadir pada acara tersebut, juga memaparkan visi misinya kelak jika menjadi pemimpin Sumut. Namun sebut Syamsul yang menjadi kelemahannya kelak, dia hanya berkantor selama dua minggu di Medan jika dipercaya rakyat menjadi gubernur Sumut.
"Selebihnya saya akan lebih banyak berkantor ke daerah-daerah, khususnya daerah-daerah terbelakang di Sumut," tegasnya.
Hal itu dilakukan, sebut Syamsul agar mampu mewujudkan visi misinya yang fokus untuk kepentingan umat, seperti bagaimana agar rakyat tidak lapar, tidak sakit, tidak bodoh dengan membangun pendidikan yang bertanggungjawab sehingga rakyat punya masa depan.
"Saya hanya tidak mau jadi kader durhaka pada Al Washliyah," ujarnya. (KURNIA)

Kamis, 21 Februari 2008

Tiga Pasangan Cagubsu Sampaikan Visi dan Misi di Washliyah


Sekretaris panitia Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Dedi Iskandar Batubara, Kamis (21/2) mengatakan, salah satu organisasi kemasyarakat Islam (Ormas Islam) terbesar di Sumut yakni Alwashliyah, hari ini, Jum’at (22/2) hingga Minggu (24/2) akan menggelar Rakerwil II. Pelaksanaan di pusatkan di Asrama Haji Pangkalan Mahsyur Jl.Jenderal Besar A Haris Nasution Medan.

Dalam pelaksanaan Rakerwil tersebut, tiga pasangan Cagub/Cawagubsu yakni Ali Umri - Maratua Simanjuntak, Wahab Dalimunthe - Raden Muhammad Syafii, dan Syamsul Arifin - Gatot Pujo Nugroho akan tampil menyampaikan visi dan misi mereka di hadapan 500 peserta yang berasal dari Pimpinan Daerah (Tingkat Kabupaten / Kota) dan Pimpinan Cabang (Tingkat Kecamatan) Alwashliyah se Sumut.

Dijelaskan, Rakerwil II ini akan membahas berbagai program kerja kepengurusan Pimpinan Wilayah Alwashliyah Sumut dua tahun ke depan. Disamping itu, Rakerwil juga akan membahas berbagai rekomendasi yang bersifat internal maupun eksternal.”Seperti penentuan dukungan terhadap salah satu pasangan Cagub/Cawagubsu,” misalnya.

Kehadiran tiga pasangan Cagub/Cawagubsu tersebut, lanjut Dedi, dikarenakan dalam waktu dekat Sumut akan mengadapi pesta demokrasi akbar yakni Pemilihan Kepala daerah dan wakil Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara. “ Maka sebagai ormas Islam terbesar di Sumut, Washliyah harus memiliki sikap demi kesinambungan pembangunan Sumut lima tahun ke depan,” ujarnya.

Dijadwalkan, pasangan Cagub/Cawagubsu yakni Ali Umri - Maratua Simanjuntak akan menyampaikan visi dan misi pada Sabtu (23/2) pukul 15.00 WIB, yang selanjutnya diikuti oleh pasangan Wahab Dalimunthe - Raden Muhammad Syafii pada pukul 17.00 WIB, serta pasangan Syamsul Arifin - Gatot Pujo Nugroho pada pukul 20.00 WIB.

" Selain itu, rakerwil juga akan diisi dengan berbagai ceramah dari beberapa tokoh Sumatera Utara," tambah Dedi.(KURNIA)

Sabtu, 09 Februari 2008

Menpora Silaturrahmi Ke Washliyah

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) DR.H.Adhiaksa Dault,SH,MH didampingi pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumatera Utara, Sabtu (9/2) berkunjung ke kantor Pengurus Wilayah Al Jam'iyatul Washliyah (PW Alwashliyah) Sumut Jl.SM Raja Medan. Selang waktu 1 jam kemudian pasangan calon Gubernur Sumatera Utara yakni Ali Umri dan Maratua (UMMA) juga melakukan kunjungan yang sama.
Kehadiran mereka disambut langsung Ketua PW Alwashliyah Sumut Drs.H.Nizar Syarif didampingi Sektretaris Drs.H.Rijal Sirait, unsur pengurus PW Alwashliyah Sumut lainnya beserta pengurus organisasi bahagian Washliyah yang terdiri dari Muslimat Alwashliyah, Gerakan Pemuda Alwashliyah (GPA), Angkatan Puteri Alwashliyah (APA), impunan Mahasiswa Alwashliyah (HIMMAH), Ikatan Putera Puteri Alwashliyah (IPA), Ikatan Guru Alwashliyah (IGA), serta Ikatan Sarjana Alwashliyah (ISARA).
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit, Menpora Adhiyaksa Dault memberikan arahannya demi kemajuan organisasi kemasyarakatn Islam khususnya dikalangan pemuda. “ Silaturrahmi merupakan hal utama yang harus dilakukan di negeri tercinta ini. Tanpa silaturrahmi, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan terpecah belah. Untuk itu, Washliyah sebagai organisasi yang memperhubungkan harus giat melaksanakan Silaturrahmi demi keutuhan NKRI khususnya Sumut,” ujar Menpora dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut, Menpora juga turut mensosialisasikan calon ubernur Sumatera Utara yang diusung oleh partai politiknya yakni PKS. Kendati demikian, Menpora berharap, pelaksanaan Pilgubsu di daerah ini dapat berjalan aman dan lancar.
Diakhir kunjngannya, melalui pengurus PKS Sumut, Menpora menyerahkan bantuan satu buah Laptop dan Genset, serta peralatan olahraga yang akan menyusul.(KURNIA)

Sabtu, 19 Januari 2008

PD IPA Medan Hasilkan 174 Kader

Dalam periodeisasi tahun pertama 2007 - 2008,Pimpinan Daerah Ikatan Putera Puteri Alwashliyah (PD IPA) Kota Medan telah menghasilkan sekitar 174 kader yang berasal dari pelajar di 25 Kecamatan se Kota Medan dan berbagai daerah kabupaten/kota se Sumatera Utara.
“Jumlah tersebut merupakan para Kader yang dihasilkan melalui Latihan Kader Dasar (LKD) dan Latihan Kader Menengah (LKM) yang telah dilaksanakan PD IPA Kota Medan,” demikian dikatakan Ketua PD IPA kota Medan Dedi Suhairi dalam sambutannya di penutupan acara LKD dan LKM yang mereka gelar di Universitas Alwashliyah (UNIVA) Jalan SM Raja Medan sejak 13 – 19 Januari 2008.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, 174 kader tersebut dari 35 Orang peserta LKD yang dilaksanakan oleh PC IPA Medan Denai pada masa libur sekolah di Bulan Ramadhan 2007 lalu, 77 Orang peserta LKD yang dilaksanakan Pimpinan Rayon IPA Madrasah Aliyah UNIVA Medan, 29 Orang peserta LKD ditambah 33 Orang peserta LKM yang baru saja dilaksanakan PD IPA Kota Medan.
Sementara itu, Wakil Ketua I PW IPA Sumut, Kurnia Salam menambahkan, dengan jumlah kader yang dihasilkan PD IPA Kota Medan selama periodeisasi kerja tahun pertama tersebut, maka menambah jumlah kader IPA se Sumatera Utara menjadi 422 Orang. Jumlah tersebut merupakan total peserta LKD,LKM dan LKI yang selama tahun 2007 dan awal 2008 ini telah dilaksanakan oleh PW IPA Sumut maupun PD IPA se Sumatera Utara di masa libur sekolah.
Dijelaskan, Kedua jenjang latihan kader yang dilaksanakan PD IPA Kota Medan tersebut berlangsung selama lebih kurang 168 jam.Para peserta diinapkan selama sepekan di lokasi kegiatan untuk menerima berbagai latihan yang diisi dengan berbagai materi ceramah dan kegiatan ibadah.
Turut berperan aktif dalam mengisi materi ceramah para senioren IPA yakni Drs.H.Nizar Syarif (Ketua PW Alwashliyah Sumut),Nelly Armayanti (Ketua KPU Kota Medan), Drs.Anshoruddin Amir, Drs.H.Azhar Sitompul,MA, Chairial As’ady,S.Psi, Mu’as Tanjung S.PdI, Dra.Deliana Nasution, Dra.Maryam Sahar, H.Hafiz Yazid, Masjuriatul Bahar,S.Sos,Nazli Nasution, Fatimah Hasan Khan, Iwan Syahputra, Dedi Iskandar Batubara, Abdul Hafiz Harahap dan Mayawan Sari,SPd.
Ditambahkan Kurnia, kegiatan latihan kader ini merupakan program tahunan yang rutin dilakukan IPA. Pelaksanaannya tidak hanya terpusat di PW akan tetapi juga di seluruh Pimpinan Daerah (PD) IPA maupun Pimpinan Cabang (PC) IPA se Sumatera Utara.
Kegiatan kaderisasi ini merupakan salah satu bentuk pembinaan generasi muda Islam yang dilaksanakan oleh IPA. Melalui latihan kader, para peserta dilatih untuk meningkatkan inteligensi keilmuan dan kepribadian yang memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Sepintas pelaksanaan latihan kader ini mirip dengan pelaksanaan Pesantren Kilat yang marak dilaksanakan di bulan Ramadhan. Kendati demikian, latihan kader ini memiliki nilai lebih dikarenakan materi keilmuannya yang lebih lengkap. “ Kalau pesantren kilat targetnya hanya sebatas perningkatan iman dan taqwa, latihan kader IPA ini memiliki nilai lebih dimana peserta dituntut untuk dapat bersopsialisasi dan berperan aktif di tengah-tengah masyarakat,” ujar Kurnia. (KURNIA)